Kendaraan Kota (City Car) di Jakarta ditinjau dari kajian habitus


Perkembangan industri city car di Indonesia beberapa tahun terakhir terlihat cukup pesat. Hal ini dilatarbelakangi oleh  harga bahan bakar minyak yang kian melangit, kepadatan lalu lintas yang kian parah plus semakin terbatasnya lahan perparkiran. Kondisi di kota-kota besar seperti Jakarta yang semakin macet pada hari-hari efektif  dan kebutuhan konsumen menegah ke atas akan alat transportasi yang efisien dan nyaman, karena sistem transportasi di kota – kota besar terutama Jakarta belum dapat mewadahi kebutuhan tersebut, semakin banyaknya jenis kendaraan yang di pakai di Jakarta tidak disertai dengan kesadaran akan tertibnya pengguna jalan dan tidak adanya kebijakan pemerintah membangun infrastruktur sehingga menyebabkan kesemrawutan di sana sini. Maka dari city car atau kendaraan kota yang fungsional cocok dalam kota tersebut mulai banyak diminati, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Kendaraan kecil ini merupakan pangsa pasar baru, yang ada di Indonesia.

City car adalah kendaraan kecil, simpel, dan lincah yang nyaman dibuat untuk komunitas masyarakat menengah atas kota besar yang mempunyai karakteristik yang cocok digunakan untuk sehari-hari di jalur perkotaan yang padat. Karakteristik city car mempunyai tampilan eksterior yang trendi dan unik. Bumper dan grill depan yang aerodinamis serta adanya alloy wheel dan front mud guard membuat eksterior city car tampil sporty. Selain itu kesan modern dan trendi dapat dilihat dari kelengkapan feature multi reflector headlamp, fog lamp, roof antena, crystal LED brake lamp dan high mount stop lamp dan rear wiper. Keseluruhan tampilan eksterior yang sporti, trendi, dinamis serta proposional sangat sesuai dengan gaya hidup perkotaan dan memberikan kestabilan dalam berkendara.
City car pun mempunyai design interior yang mewah dan nyaman seperti power steering dan tilt steering, air conditioner, CD player, power window serta masih banyak feature lainnya yang membuat berkendara dengan city car terasa mewah dan nyaman.

City car dirancang untuk menampung 5 orang penumpang dengan nyaman, memilliki bagasi yang dapat membawa barang secukupnya.  Performa kendaraan yang baik mempunyai mesin yang bertenaga, efesiensi dalam bahan bakar, dan ramah lingkungan. City car pun mempunyai variasi warna menawan. Warna-warna, seperti bright red, purple fusion, brilliant yellow, champagne beige, virgin blue, sparkling olive, midnight black, pearl silver dan lain-lain diharapkan mampu menjadi pilihan tepat mewakili ekspresi jiwa si pemiliknya. Harga city car yang terjangkau serta perawatan yang mudah dengan jaringan bengkel yang luas menjadi segmen untuk keluarga mudadan juga serasi bagi kawula muda yang dinamis dan bergaya.

Fleksibelitas dalam penggunaan jarak pendek dan jauh yang tidak mempunyai masalah sama sekali. Keunggulan city car tersebut menjadi acuan bagi konsumen untuk sebuah kendaraan kota besar yang kompak serta irit dalam penggunaan bahan bakarnya. Kota besar seperti kota Jakarta, dimana kota  tersebut mempunyai susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Pada situasi tersebut biasanya dijumpai masalah-masalah yang ada pada kota besar seperti meningkatnya jumlah kendaraan yang signifikan disebuah kota besar di Indonesia akan menjadi problem yang krusial. Masalah yang akan timbul adalah terjadinya kemacetan di banyak titik ruas jalan sehingga makin buruknya kualitas udara yang disebabkan oleh gas buang dari kendaraan bermotor tersebut. Kemacetan Jakarta sudah sangat parah. Apalagi pada hari-hari efektif. Bagi komunitas kota yang mempunyai mobilitas tinggi dan harus pergi dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu terbatas, terjebak macet adalah mimpi buruk. Karena itu city car menjadi solusinya.

Gaya hidup dipahami sebagai adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain menimbulkan suatu pengaruh bahwa kondisi Jakarta yang macet pada hari-hari efektif dan  sarana transportasi yang tidak layak bagi komunitas menengah atas karena akan kebutuhan mobilitas tinggi. Secara otomatis akan memberikan pengaruh pada orang komunitas menengah atas yang menginginkan kenyamanan. Dengan kondisi tersebut seperti sarana transporatsi metro mini dan kereta jabodetabek yang tidak layak, karena banyak copet, sumpek dan bau. Maka perlu alat transportasi yang layak bagi komunitas menengah atas tersebut adalah solusi yang terbaik dengan menggunakan city car.

Habitus memungkinkan manusia hidup dalam keseharian mereka secara spontan dan melakukan hubungan dengan pihak-pihak di luar dirinya. Habitus adalah kategori dari hal-hal yang melengkapi subjek sebagai substansi-hal yang ada pada dirinya sendiri; hal yang keberadaanya untuk dirinya sendiri; hal yang adanya dapat dipilah dari hal lain.

Istilah gaya hidup, baik dari sudut pandang individual maupun kolektif, mengandung pengertian bahwa gaya hidup sebagai cara hidup mencakup sekumpulan kebiasaan, pandangan, dan pola-pola respons terhadap hidup, serta terutama perlengkapan untuk hidup. Kebutuhan alat transportasi yang efisien, kecil, simpel, dan lincah yang nyaman yaitu city car yang bisa menjadi solusi terbaik bagi komunitas menengah atas untuk mengganti alat transporatsi umum di Jakarta yang tidak layak untuk digunakan sehari-hari di jalur perkotaan yang padat.

Habitus sebagai faktor utama yang membentuk dan mengembangkan gaya hidup. Manusia dalam habitus bukan dua hal yang terpisah dan terpilah secara jelas dan tegas, melainkan dua hal yang membaur, melebur, tak terpisahkan, saling mempengaruhi, dan membentuk satu sama lain.

Gaya hidup adalah hasil operasi habitus dalam ranah dengan modal-modal tertentu, maka dapat dipahami bahwa habitus merupakan perlengkapan dari gaya hidup yang ditampilkan dalam ruang sosial. Gaya hidup terbentuk mengikut habitus sebagai kerangkanya. Sebagaimana habitus dapat di-transpose, gaya hidup pun dapat berubah-ubah sejauh adanya kesamaan struktur dalam ranah yang berbeda dengan variasi kelengkapan modal dalam ruang sosial.  Orang yang sosial menegah atas akan memilih membeli city car demi kenyamanan mereka dalam berpergian dengan alat transportasi yang serba guna pada kehidupan keseharian mereka dibandingkan mereka harus berdesakan, tidak nyaman dalam perjalanan mereka dan kemacetan yang ada di semua titik kota Jakarta pada hari-hari efektif bekerja.

Habitus mengarahkan individu untuk memilih gaya hidup tertentu dengan mempertimbangkan kondisi realitas sosial, membuat stratgi untuk dapat bertahan hidup dan berkembang dalam ruang sosial. Habitus merupakan perlengkapan sekaligus kerangka panduan bagi gaya hidup.

Gaya hidup dapat menjadi cara untuk individu menyesuaikan diri dengan ruang sosial berdasarkan habitus dan posisinya dalam ranah. Dengan kondisi sarana transportsi di Jakarta yang tidak bisa mewadahi kebutuhan akan konsumen tingkat menengah atas yang membutukan kenyamanan pada hari-hari sibuk maka city car adalah pilihan yang tepat menjadi pilihan mereka.

Habitus memberi kerangka persepsi dan penilaian terhadap ranah dan ruang sosial dengan modal sebagai variabel yang mengarahkan valensinya. Gaya hidup dibentuk, diubah, dan dikembangkan sebagai hasil dari interaksi antara disposisi habitus dengan batas serta pelbagai kemungkinan realitas. Dengan gaya hidup, individu menjaga tindakan-tindakannya dalam batas dan kemunkinan tertentu. Berdasarkan pengalaman sendiri yang diperbandingkan dengan realitas sosial, individu memilih rangkaian tindakan dan penampilan mana yang menurutnya sesuai dan mana yang tidak sesuai dan mana yang tidak sesuai untuk ditampilkan dalam ruang sosial.  Sesuai dengan kondisi kehidupan kota Jakarta yang setiap hari kerjanya mengalami kemacetan, alat transportasi yang tidak nyaman menyebabkan komunitas menegah atas memilih city car sebagai solusi terbaik mereka.

Ternyata city car adalah solusi masyarakat menegah atas kota Jakarta untuk kondisi saat ini kecenderungan untuk efesiensi waktu, uang dan  kenyamanan yang sangat dibutuhkan pada saat hari – hari efektif yang mempunyai karakteristik mobilitas tinggi dan harus pergi dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu terbatas, terjebak macet adalah mimpi buruk. Maka dari itu pemerintah harus bisa merubah sitem transportasi umum menjadi lebih manusiawi, karena kepuasan konsumen menjadi hal yang sangat prinsipil. Selain itu budaya masyarakat transportasi dari kalangan produsen hingga kalangan konsumen juga perlu diubah

 

 

Daftar Pustaka

Engel James. F, Blackwell Roger. D, Miniard Paul W. 1995. Perilaku Konsumen. Indonesia: Binarupa Aksara

Adlin Alfathri. 2006. Resistensi Gaya Hidup: Teori dan Realitas: Jalasutra

www.citycar.com ( diakses tanggal 29 Oktober 2008)


Leave a Reply